Langsung ke konten utama

Cerita dari Pakualaman

Kamis, 16 April 2020 hari ini aku kembali menyusuri Kota Yogyakarta. Menyusuri sepanjang jalan kota yang mulai terlihat ramai dengan kendaraan. Kulihat kerumunan Bapak becak disekitar Pakualaman.

Siang itu cuaca tidak terlalu terik seperti hari kemarin. Namun bapak-bapak becak ini tetap setia menunggu para penumpangnya. Wajah mereka terlihat letih, namun mereka tetap bersemangat menanti rupiah untuk dibawa pulang.


Sepertinya pandemik corona ini tidak menjadi penghalang mereka mencari nafkah. Tidak hanya bapak becak, tapi juga para pengemudi ojek online dan beberapa pedagang terlihat berjualan.

Aku melihat para pedagang membawa serta anak-anak mereka. Seorang anak kecil turut antri menerima kotak yang aku berikan. Wajahnya begitu gembira, dengan menggunakan masker yang kebesaran. Dengan baju panjang dan jilbab yang menutupi kepalanya.

Aku menerapkan sekaligus mengajarkan kepada saudaraku tentang budaya antri. Antrian ini bertujuan agar tidak berdesak-desakan dan tetap menerapkan physical distancing. Selain itu juga kondisi lokasi yang tepat berada dipinggir jalan akan menjadi semakin ramai dan tidak kondusif jika sampai terjadi kemacetan. Keselamatan para pengguna jalan juga menjadi tanggung jawabku sebagai pengguna jalan.

Hari ini juga aku mendapatkan sebuah kisah inspiratif dari seorang pengemudi ojek online. Beliau adalah seoarang bapak yang bekerja disebuah restoran. Namun karena restoran tempat beliau bekerja tutup, kemudian beliau beralih profesi sebagai pengemudi ojek online. Demi memenuhi kebutuhan sang anak yang masih kecil dan istrinya, apapun akan beliau lakukan walaupun pendapatannya tidak sesuai.

Tuhan berkati dan lindungi selalu mereka yang bekerja untuk keluarganya. Agar saudara-saudaraku ini diberkahi dan diberikan ketabahan dalam menjalani setiap pekerjaannya. Orang tua yang bekerja banting tulang untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengarungi Sungai Elo

Rafting atau yang biasa kita kenal dengan sebutan arung jeram. Arung jeram merupakan kegiatan mengarungi jeram-jeram sungai yang sangat menantang. Arung jeram termasuk olahraga air yang memiliki sejarah yang cukup panjang sejak abad ke-19 yang dipelopori oleh seorang tentara yang berasal dari negeri Paman Sam (Amerika Serikat) yaitu Mayor John Wesley Powell. Beliau memperkenalkan arung jeram pertama kali dengan menyusuri Sungai Colorado sejauh 250 mil yang melintasi gugusan tebing raksasa, yang kemudian diberi nama Grand Canyon. Pada saat ini digunakan perahu yang disusun dari kayu. Kemudian arung jeram berkembang ke Benua Amerika dan Eropa. Aktivitas ini ternyata berkembang dan menjadi sangat populer. Seiring perkembangan zaman, kegiatan ini mulai banyak digemari dan diproduksi perahu khusus untuk arung jeram dengan material yang kuat agar dapat mengangkut lebih banyak orang dan perbekalan. Kemudian mulai bermunculan sarana-sarana baru untuk kegiatan berarung jeram seperti,

Catatan Surabaya

Pagi itu sang surya belum menampakkan dirinya, langit masih cukup gelap. Tapi aku telah bangun untuk melangkah memulai hari ini. Aku akan menuju Kota Surabaya. Seperti hari biasanya, aku akan melakukan koordinasi dengan Bapak Penyidik di Polda Jawa Timur. Hal ini aku lakukan terkait perkara yang tengah aku tangani. Ini bukanlah perjalanan pertamaku. Perjalanan kesekian yang kembali aku susuri dengan semangat yang menggebu-gebu. Melewati jalan toll yang disetiap sisinya dipenuhi sawah-sawah yang tengah menghijau. Burung-burung yang terbang entah kemana tujuan mereka. Tampak pula Pak Tani bersiap untuk menggarap sawah-sawahnya. Pagi itu jalanan cukup ramai dengan kendaraan. Berbagai tujuan, berbagai kepentingan yang membuat mereka memulai hari sepagi ini. Pukul 09.30 WIB, aku telah tiba di Polda Jawa Timur. Menunggu kedatangan Bapak Penyidik sembari bersantai melepas penatnya perjalanan pagi itu. Hmm... Cukup pagi memang, namun tampak beberapa orang tengah berbincang-bincang.